Hardisk Notebook 1 TB Toshiba

27 Maret 2010

Jakarta – Toshiba coba membuat ruang di hardisk notebook pengguna tak lagi dirasa sesak. Bayangkan saja, perusahaan asal Jepang ini telah menyiapkan media penyimpanan di komputer jinjing yang berkapasitas 1 TB.

Hardisk notebook yang berkapasitas 1 TB memang terbilang masih jarang di pasaran. Sehingga kehadiran hardisk berukuran 2,5 inch ini pun bisa dikatakan cukup menggebrak.

Dikutip detikINET dari notebooks.com, Jumat (26/3/2010), pemakaian power di hardisk ini diklaim telah mengalami efisiensi hingga 14% ketimbang hardisk Toshiba sebelumnya yang berkapasitas 640 GB.

Selain itu, produk ini juga dikatakan ramah lingkungan karena tidak mengandung Halogen, meminimalisir CO2 dan sudah mengadopsi standar Uni Eropa.

Tak ayal, kehadiran produk dengan nomor seri MK1059GSM ini digadang-gadang akan menjadi pesaing kuat bagi hardisk Scorpio Blue besutan Western Digital yang juga mengusung 1 TB.

Lantaran menggunakan komponen yang agak berbeda, hardisk 1 TB Toshiba ini menjadi agak lebih tebal dari hardisk notebook lainnya. Sehingga bisa terjadi kemungkinan tidak cocok jika disematkan ke model dan merek notebook tertentu.(detikinet.com 26/03/2010)


Hacking jadi ‘Mainan’ Remaja Inggris

20 Maret 2010

Detikinet.com (jakarta) – Aksi hacking rupanya diminati oleh remaja-remaja di Inggris. Dengan alasan sekadar fun, mereka suka melakukan pembobolan, terutama terhadap akun Facebook temannya sendiri.

Dari survei yang diikuti oleh 1.150 remaja berusia di bawah 19 tahun, diketahui bahwa hampir sebagian dari mereka melakukan pembobolan itu lewat komputer pribadi dan komputer milik sekolah.

Sekadar fun adalah alasan sebagian besar dari mereka, sedang 21% lainnya mengakui bahwa mereka hanya ingin bikin onar. Masih dari hasil survei dari Tufin Technology, 1 dari 4 remaja di Inggris dilaporkan suka melakukan pembobolan itu pada akun Facebook temannya sendiri.

“Hacking ke akun personal bisa menjadi mainan anak-anak bila user tidak mengamankan password mereka, ” ujar Stuart Hude, seorang praktisi keamanan internet.

Di luar itu, hal ini tentu saja meresahkan sebab aksi tersebut seperti membuka pintu untuk aksi yang lebih besar lagi.

Terbukti dari partisipan survei terkuak bahwa sebanyak 20% meyakini bahwa aksi-aksi hacking bisa menghasilkan uang, sedang 5% lainnya percaya bahwa hacking bisa menjadi pilihan karir.